Kamis, 22 Januari 2009

korupsi Dan Implikasi Regenerasi Anak Bangsa

“Sebuah kecerdasan akan timbul dari sifat dan sikap yang berfikir secara positif akan masa kedepanya dan tak akan menyerah begitu saja terhadap eksistensi kehidupan duniawi dan tak melupakan dunia setelah ini”
“Generasi Indonesia adalah harapan bangsa yang tak bolah tetunda akan kejelasanya dan harus selalu berekspansi untuk menghadapi pergelatan transisi kehidupan”.

Indonesia, apakah sebuah negeri yang sudah sangat kaya ?.
Sepertinya redaksi itu acap kali sering kita dengar dalam telinga. Apakah anda sudah mampu menjawabnya?. Jika kita ulas kembali mengenai jawaban itu lalu kenapa masih ada anak-anak yang tergeletak meninggal karena busung lapar, kenapa masih ada anak-anak yang tidak mampu mengenyam pendidikan secara layak tanpa adanya ancaman atap gedung yang akan runtuh, kenapa masih ada saja di era sekarang ini anak-anak bernyanyi-nyanyi dipiggiran pintu bus / angkutan kota demi sesuap nasi sekedar



mengganjal perut mereka…??Memang tak penting rasanya jika kita perdebatkan mengenai jawaban apa yang seharusnya dilontarkan, karena bagaimana mungkin kita beragument tapi realita yang terjadi adalah sebaliknya.
Dewasa ini, sikap dan sifat para agen-agen pejabat negeri ini telah mulai terkuak kebenaran dan keberadaanya dimuka umum, kebobrokan tindakan tak manusiawipun dimunculkan dengan berbuat praktek korupsi, kolusi serta nepotisme. Bahkan nyatanya perilaku mereka merebak dengan didukung bukti-bukti dari tim yang relevan menanganinya.
Mereka seolah tak sehat memikirkan nasib pendidikan untuk prestasi regenasi anak bangsa yang akan menjadi penghuni di Negeri yang sangat luas akan goegrafis. Jika kita telusuri sedikit, secara logika tak masuk akal sepertinya antara pejabat yang mempunyai pendidikan dan title yang cukup tinggi tapi tak dibarengi dengan perilaku yang menjunjung kearifan berbuat dan dalam mengambil keputusan. Coba kita lihat seperti kasus BLBI yang tak kunjung selesai kepastianya walau kita harus tetap optimis memandang usaha yang dilakukan lembaga hukum atas kelalaian pihak-pihak yang tak bertanggung jawab tersebut atau kita sebut “kejahatan kerah putih”.
Biaya yang diselewengkan tak main-main miliyaran bahkan triliunan rupiah berguling kekantong-kantong tikus berdasi. Misalnya saja, sedikitnya 100 miliyar kita manfaatkan untuk kepentingan pembangunan sekolah didaerah-daerah terpencil akan fasilitasnya.
Maka, setidaknya akan sangat membantu generasi prestasi mereka yang tertunda akibat perampokan uang Negara dengan senyuman manis serasa mereka tak bersalah dan tak merasakan penderitaan akan haus pendidikan dan fasisilitasnya terutama districs minim pemberdayan dan kualitas.
Tak seharusnya saudra-saudara kita seperti ini, menjadi korban untuk merasakan ketidakenakan pendidikan yang minim. Jangan hanya kita lihat dikota besar seperti Jakarta, namun kita juga harus meneropong lebih detail keanekaragaman enyam prestasi didaerah terpencil, karena memang pendidikan yang haus akan munculnya prestasi harus merata baik dari segi fasilitas maupun ruang lingkupnya.
Sepertinya tidak akan habis jika kita membicarakan kebejatan agen koruptor dinegeri ini.
Langkah nyata yang harus sama-sama kita implementasikan adalah :
1. Mulailah mengaplikasikan kebijakan-kebijakan diri kita sendiri, walau dari hal yang terkecil sekalipun, baik itu dari lingkungan keluarga.
2. Mendukung sepenuhnya pihak-pihak / lembaga-lembaga baik pemerintah maupun swasta terkait untuk menangani kebiadaban agen koruptor tersebut. Seperti : KPK, kejaksaan Agung, ICW.
3. Membantu dan melaksanakan peran para ulama maupun guru besar dari sisi spiritualisme untuk melakukan misi dan visi membangun akhlak dan moral yang lebih baik kedepanya sesuai dengan tuntunan Al-qu’an dan Hadits Rasulullah SAW.
4. Menjalankan fungsi kita sebagai umat manusia yang tak boleh henti untuk mencari ilmu sepanjang masa hingga rumah yang gelap menjemput.
Oleh karena itu, bukan hanya menyusun tulisan ini, namun penulis dan pembaca harus bersama bertekad berjuang membangun negeri ini yang insya Allah akan keluar dari lingkar ketidaknyamanan pendidikan untuk memperluas prestasi yang tidak boleh tertunda demi cita-cita bangsa Indonesia tanah air kita. Amin

0 komentar:

Posting Komentar

Ryan Patrawijaya © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute